E28:ENNO TRI FARELIANO


Dari Teori ke Aksi: Implementasi Nasionalisme dalam Kehidupan Siswa


NAMA:ENNO TRI FARELIANO 

NIM:43125010278

Abstrak: Nasionalisme pandangan luas terutama tidak hanya terbatas pada pengucapan beberapa kata pemikiran abstrak di dalam kelas, aksi juga diperlukan, dan ini perlu diintegrasikan dalam pendekatan multi-lapis yang sistematis dalam kehidupan sehari-hari. Seorang siswa, sebagai 'agen perubahan', memiliki prerogatif moral untuk menerjemahkan nilai-nilai suatu bangsa menjadi aksi di bidang pendidikan, pekerjaan sosial, dan layanan masyarakat. Artikel ini berusaha untuk menjelaskan bagaimana nilai-nilai abstrak dan seringkali tidak jelas dari kebangsaan dapat diterapkan dalam kehidupan seorang siswa. Masalah utama yang dibahas adalah kecenderungan siswa untuk memandang nasionalisme sebagai sekadar teori dan menyisipkan penyumbat dalam mesin dan tidak mengaktifkan aksi dari tindakan yang sebenarnya. Harapannya, dalam hal ini, adalah agar siswa akan menginternalisasi nasionalisme dan tidak hanya mengagungkan persatuan, tetapi juga tindakan positif yang dapat diambil secara konstruktif untuk negara.


Kata Kunci: Kebangsaan, Siswa, Nasionalisme, Implementasi


Pendahuluan

Siswa sering disebut sebagai agen perubahan yang memiliki peran penting dalam kelangsungan suatu bangsa. Mereka bukan hanya generasi berikutnya, tetapi juga penggerak yang menentukan ritme dan arah di mana negara harus digerakkan. Namun, kontradiksi yang perlu disampaikan kepada siswa di depan kita adalah bahwa siswa bangsa ini tidak memahami nasionalisme sebagai perilaku, dan satu-satunya waktu mereka bersedia untuk memahami nasionalisme adalah di dalam kelas di mana 'Pendidikan Nasional atau Pancasila' diajarkan. Prinsip-prinsip dan filosofi ini merupakan sumber daya yang sangat berharga dan langka. Siswa kehilangan nasionalisme mereka dan mulai kehilangan pemahaman tentang bangsa, dan pemahaman tentang bangsa ini menjadi dominan.


Permasalahan

1. Kebangsaan hanya dipahami secara teoritis – banyak mahasiswa menganggapnya sekadar

hafalan dalam mata kuliah, bukan pedoman hidup.

2. Pengaruh globalisasi – budaya asing yang masuk tanpa filter sering kali mengikis rasa cinta

tanah air.

3. Kurangnya partisipasi sosial – masih ada mahasiswa yang lebih fokus pada diri sendiri dibanding

memberi kontribusi nyata kepada masyarakat.

Pembahasan

Implementasi kebangsaan dalam kehidupan mahasiswa dapat dilakukan melalui beberapa aspek

berikut:

1. Bidang Akademik: Belajar dengan sungguh-sungguh merupakan wujud nasionalisme.

Mahasiswa yang rajin menuntut ilmu sejatinya sedang menyiapkan diri menjadi sumber daya

manusia unggul bagi bangsa. Selain itu, karya ilmiah, penelitian, maupun inovasi yang lahir dari

mahasiswa dapat menjadi solusi nyata atas berbagai permasalahan bangsa, mulai dari ekonomi,

sosial, hingga lingkungan.

2. Kehidupan Sosial di Kampus: Nilai kebangsaan juga dapat diwujudkan dengan membangun

toleransi dan solidaritas antar mahasiswa yang berbeda latar belakang. Mahasiswa Indonesia

berasal dari berbagai suku, agama, dan budaya. Dengan menjunjung tinggi persatuan, mahasiswa

dapat menjadi contoh nyata bahwa keberagaman bukan alasan untuk terpecah, melainkan

kekuatan yang menyatukan.

3. Pengabdian Masyarakat: Mahasiswa dikenal memiliki idealisme dan kepedulian sosial yang

tinggi. Melalui program Kuliah Kerja Nyata (KKN), organisasi kemahasiswaan, maupun kegiatan

sosial lainnya, mahasiswa dapat menyalurkan energi positif untuk masyarakat. Misalnya dengan

mengajar anak-anak kurang mampu, menggalakkan gerakan peduli lingkungan, atau menginisiasi

proyek kewirausahaan yang memberdayakan masyarakat. Inilah wujud implementasi kebangsaan

yang benar-benar nyata.

4. Integritas dan Moralitas: Kebangsaan tidak hanya soal semangat cinta tanah air, tetapi juga

tentang integritas pribadi. Mahasiswa perlu menjauhi sikap curang, plagiarisme, atau korupsi kecil

yang justru merusak citra bangsa. Sikap jujur, disiplin, dan bertanggung jawab mencerminkan

mahasiswa yang menjunjung tinggi nilai kebangsaan.

Kesimpulan

Kebangsaan di kalangan mahasiswa harus bergerak dari teori menuju aksi nyata. Mahasiswa

bukan hanya menghafal konsep nasionalisme, tetapi juga menerapkannya dalam kehidupan

sehari-hari. Melalui kesungguhan belajar, toleransi sosial, pengabdian kepada masyarakat, serta

integritas pribadi, mahasiswa dapat menjadi teladan bagi generasi lain. Implementasi kebangsaan

yang konsisten akan menjaga persatuan dan sekaligus memperkuat posisi bangsa di tengah

tantangan globalisasi.

Saran

1. Mahasiswa perlu aktif mengikuti kegiatan organisasi, sosial, maupun pengabdian yang

menumbuhkan jiwa nasionalisme.

2. Perguruan tinggi diharapkan memberi ruang lebih banyak bagi program yang menanamkan nilai

kebangsaan secara aplikatif.

3. Mahasiswa sebaiknya menumbuhkan rasa bangga terhadap budaya dan identitas nasional,

serta mampu menyaring pengaruh budaya asing yang masuk.

4. Pemerintah dan masyarakat harus mendukung peran mahasiswa sebagai agen perubahan


Daftar Pustaka


Hidayat, R. (2019). Pendidikan Kewarganegaraan dalam Membentuk Karakter Bangsa. Jakarta: Rajawali Pers.

🔗 Rajawali Pers - Gramedia


Kaelan. (2016). Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: Paradigma.

🔗 Google Books - Pendidikan Pancasila Kaelan


Suryana, Y. (2020). Nasionalisme Mahasiswa di Era Globalisasi. Bandung: Alfabeta.

🔗 Alfabeta Publisher


Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi.

🔗 UU No. 12 Tahun 2012 - JDIH BPK RI





Komentar

Postingan populer dari blog ini

TUGAS KELOMPOK (E28:Enno Tri Fareliano)

E28:Enno Tri Fareliano tugas mandiri 03